Rabu, 15 Maret 2017

METODE FILSAFAT



METODE FILSAFAT

Dalam buku Filsafat Umum tulisan Asmoro Achmadi edisi revisi tahun 2016, metode dalam dalam bidang filsafat dibagi kepada 3 metode, yaitu:
1)            Metode kritis
Adalah metode yang menganalisis istilah dan pendapat dengan mengajukan pertanyaan secara terus-menerus sampai hakikat yang ditanyakan.
Metode kritis disebut juga metode dialektik. Dipergunakan oleh Socrates dan Plato. Socrates menganalisis objek-objek filsafatnya secara kritis dan dialektis. Berusaha menemukan jawaban yang mendasarkan tentang objek analisanya dengan pemeriksaan yang amat teliti dan terus-menerus. Ia menempatkan dirinya sebagai intelektual mid wife, yaitu orang yang memberi dorongan agar seseorang bisa melahirkan pengetahuannya yang tertimbun oleh pengetahuan semunya. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap orang tahu akan hakekat. Jadi Socrates menolong orang untuk melahirkan pengetahuan hakekat tersebut dengan jalan mengajak dialog yang dilakukan secara cermat. Dialog ini dilakukan dengan menarik, penuh humor, segar dan sederhana. Socrates mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tajam dan terarah. Lawan dialog giring kearah persoalan, makin lama makin mendalam kearah intinya.
Lewat proses ini orang didorong untuk melahirkan pengetahuan yang dimiliki. Diteliti konsistensinya, dijernihkan keyakinan-keyakinannya, dibuka kesadarannya sehingga orang memahami keadaan dirinya. Entah dia memiliki pengetahuan yang sebenarnya atau dia kurang tahu. Socrates  dalam hal ini bertindak sebagai bidan penolong sebuah proses kelahiran. Ia sebagai lawan dialog yang kritis dan menyenangkan, mengantar orang untuk menemukan kebenaran-kebenaran yang ada. Kemudian secara sitematis menyusun dalam suatu batasan pengertian yang mengandung nilai filosofis.
2)            Metode intuitif
Adalah metode dengan melakukan instropeksi intuitif dengan memakai simbol-simbol. Filsuf yang mengembangkan pemikiran dengan metode ini adalah Platinos (205-275 M) dan Henri Bergson (1859-1941). Platinos menggunakan metode intuitif atau mistik dengan membentuk kelompok yang melakukan kontemplasi religious yang dijiwai oleh sikap kontemplatif. tujuan Platinos dengan filsafatnya adalah ingin membawa manusia kedalam hidup mistis, hidup yang mempertinggi nilai rohani dan persatuan dengan Yang Maha Esa.
Tokoh lain dalam metode intuitif adalah Henry Bergson, seorang filsuf Yahudi, dia juga seorang matematikus dan fisikawan.
Menurut Henry Bergson, rasio tidak akan mampu untuk menyelami hakekat sesuatu. Rasio hanya berguna bagi pemikkiran ilmu fisika, matematika, dan mekanika.
Untuk bisa menangkap, memahami hakekat suatu kenyataan kita harus mempergunakan intuisi. Intuisi menurut Henry Bergson adalah kekuatan rohani, merupakan naluri yang mendapatkan kesadaran diri.
Intuisi adalah percakapan untuk menyimpulkan dan meninjau dengan sadar lepas dari rasio. Pemikiran intuisi bersifat dinamis dan berfungsi untuk  mengenal hakekat pribadi dan seluruh kenyataan. Objek bisa dikenal sebagai masa murni yang keadaannya berbeda sekali dengan waktu dimana akal bisa mengenalnya.
3)            Metode analisis abstraksi
Adalah metode dengan jalan memisah-misahkan atau menganalisis di dalam angan-angan (di dalam pikiran hingga sampai pada hakikat (ditemukan jawaban). Abstraksi ini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh rasio. Esensi adalah sesuatu yang bersifat konseptual, dan karenanya dapat diketahui dengan menggunakan akal.Proses abstraksi ini merupakan proses penyerapan sisi-sisi ideal dan abstrak dari sesuatu yang konkrit dan material.


DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. 2016. Filsafat Umum. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

EMPAT JENIS PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter dalam satuan pendidikan meliputi pembelajaran di kelas, kegiatan sehari-hari di sekolah (kultur sekolah), dan kegiatan...