Rabu, 15 Maret 2017

BIOGRAFI ANAXIMANDROS



ANAXIMANDROS
Anaximander atau dalam bahasa Yunani disebut pula sebagai Anaximandros, adalah seorang filsuf pada jaman Yunani kuno. Kemunculannya dalam sejarah pemikiran ada setelah Thales. Anaximander lahir di kota Miletus, dekat Soke, Turki. Kota yang sama pula dengan Thales. Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM.
Anaximandros adalah murid Thales yang setia. Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut Hitam. Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
 Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon.Ditambah lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi.Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia.Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
Tak banyak peninggalan-peninggalan yang menyebutkan tentang kisah hidup Anaximander. Karena dari sekian banyak karya tertulisnya hanya satu fragmen yang mampu bertahan. Terlepas bagaimana kehidupannya, pemikirannyalah yang menjadi luar biasa karena membawa pengaruh yang besar pula terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

PEMIKIRAN ANAXIMANDROS
Filosof yang satu ini beranggapan yang jauh berbeda dengan Thales, walaupun punya proyek yang sama dalam pemikirannya. Tapi dia menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Baginya dunia ini hanyalah salah satu dari banyak sekali dunia yang muncul dan sirna di dalam sesuatu yang disebutnya sebagai yang tak terhingga.

Pemikiran tentang Alam Semesta
Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. To apeiron berasal dari bahasa yunani ‘a = tidak’ dan ‘eras = batas’. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang).Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.
Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur bumi menjadi kering Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.

Pemikiran tentang Makhluk Hidup
Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada makhluk-makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu, pastilah makhluk pertama yang naik ke darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia.
Ia berpendapat bahwa bumi secara lepas bergantung di ruangan, ia juga berpendapat bahwa dulunya ada satu substansi tunggal pertama dan suatu hukum alam yang berlaku di dunia, untuk mempertahankan keseimbangan antara unsur-unsur yang berbeda. Anaximander mencoba menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya.

Pemikiran tentang Asal Mula Kehidupan
Mengenai asal mula kehidupan, Anaximander juga menjelaskan evolusi makhluk hidup yang berasal dari lautan yaitu ikan. Pemikiran ini didasarkan pada bahwa tidak mungkin seorang manusia adalah makhluk pertama yang hidup karena manusia memerlukan pengasuhan pada awal kelahirannya. Oleh karena itu Anaximander mempercayai bahwa makhluk hidup pertama adalah ikan yang kemudian naik ke daratan. Dan kemudian mengalami proses yang pada akhirnya berevolusi menjadi manusia.
Disini Anaximander menjelaskan bahwa bumi awalnya berupa lautan, oleh karena itu makhluk yang hidup disana adalah ikan. Karena panas matahari, sebagain dari bumi mengering dan menjadi daratan. Makhluk hidup ini kemudian berpindah ke daratan dan lambat laun mengalami perubahan hingga menjadi sosok manusia yang sempurna. Tentu saja bagi kita pemikiran ini terasa amat ganjil, namun yang patut kita apresiasi adalah bagaimana ia bisa memikirkan hal demikian. Filsuf alam menitikberatakan pada apa yang ia amati disekitar lingkungannya. Anaximander pun sama, dengan berbagai penjelajahan yang ia lakukan, ia pun menyadari bahwa lautan di bumi ini luas sehingga pastilah dulunya bumi berupa lautan. Dan pengamatannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia membuatnya menarik kesimpulan bahwa bukan manusia yang menjadi makhluk pertama atau asal dari kehidupan ini, karena ketergantungan manusia terhadap manusia lainnya.

Daftar Rujukan :
Achmadi, Asmoro. 2016. Filsafat Umum. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Zaprulkhan. 2016. Filsafat Umum: Sebuah Pendekatan Tematik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.


EMPAT JENIS PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter dalam satuan pendidikan meliputi pembelajaran di kelas, kegiatan sehari-hari di sekolah (kultur sekolah), dan kegiatan...