ANAXIMANDROS
Anaximander atau dalam bahasa Yunani disebut pula sebagai Anaximandros,
adalah seorang filsuf pada jaman Yunani kuno. Kemunculannya dalam sejarah
pemikiran ada setelah Thales. Anaximander lahir di kota Miletus, dekat Soke,
Turki. Kota yang sama pula dengan Thales. Menurut Apollodorus,
seorang penulis Yunani
kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade
ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros
lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros
meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya
diperkirakan pada tahun 546 SM.
Anaximandros adalah murid Thales yang setia. Menurut tradisi
Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan
geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali
membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia
memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia
di Laut Hitam.
Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari
sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi
kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam
seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk
asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia
meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi,
suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon.Ditambah lagi, ia
mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi.Kemudian ia juga menyelidiki
fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula
kehidupan, termasuk asal-mula manusia.Kendati ia lebih muda 15 tahun dari
Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
Tak banyak peninggalan-peninggalan yang menyebutkan tentang kisah
hidup Anaximander. Karena dari sekian banyak karya tertulisnya hanya satu
fragmen yang mampu bertahan. Terlepas bagaimana kehidupannya, pemikirannyalah
yang menjadi luar biasa karena membawa pengaruh yang besar pula terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan.
PEMIKIRAN ANAXIMANDROS
Filosof yang satu ini beranggapan yang jauh berbeda dengan Thales,
walaupun punya proyek yang sama dalam pemikirannya. Tapi dia menghasilkan
kesimpulan yang berbeda. Baginya dunia ini hanyalah salah satu dari banyak
sekali dunia yang muncul dan sirna di dalam sesuatu yang disebutnya sebagai
yang tak terhingga.
Pemikiran tentang Alam Semesta
Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun
pandangannya tentang alam semesta. To apeiron berasal dari bahasa yunani
‘a = tidak’ dan ‘eras = batas’. Ia merupakan
suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat
ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah
berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang
berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan
terang).Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.Menurut
Anaximandros, dari to apeiron berasal
segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas
membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang
dingin itu terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah yang kemudian
menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula.
Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga
terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk
silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh
karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan
semua benda lain.
Mengenai bumi, Thales telah
menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan
pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya
dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka
berangsur-angsur bumi menjadi kering Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu
sebagai laut pada bumi.
Pemikiran tentang Makhluk Hidup
Anaximandros berpendapat bahwa
pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama
yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti
ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan
menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada makhluk-makhluk lain yang naik ke
daratan dan mulai berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin
manusia yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia
memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu, pastilah
makhluk pertama yang naik ke darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di
daratan dan kemudian menjadi manusia.
Ia berpendapat bahwa bumi secara
lepas bergantung di ruangan, ia juga berpendapat bahwa dulunya ada satu
substansi tunggal pertama dan suatu hukum alam yang berlaku di dunia, untuk
mempertahankan keseimbangan antara unsur-unsur yang berbeda. Anaximander mencoba
menjelaskan bahwa subtansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya.
Pemikiran tentang Asal Mula Kehidupan
Mengenai asal mula kehidupan,
Anaximander juga menjelaskan evolusi makhluk hidup yang berasal dari lautan
yaitu ikan. Pemikiran ini didasarkan pada bahwa tidak mungkin seorang manusia
adalah makhluk pertama yang hidup karena manusia memerlukan pengasuhan pada
awal kelahirannya. Oleh karena itu Anaximander mempercayai bahwa makhluk hidup
pertama adalah ikan yang kemudian naik ke daratan. Dan kemudian mengalami
proses yang pada akhirnya berevolusi menjadi manusia.
Disini
Anaximander menjelaskan bahwa bumi awalnya berupa lautan, oleh karena itu
makhluk yang hidup disana adalah ikan. Karena panas matahari, sebagain dari
bumi mengering dan menjadi daratan. Makhluk hidup ini kemudian berpindah ke
daratan dan lambat laun mengalami perubahan hingga menjadi sosok manusia yang
sempurna. Tentu saja bagi kita pemikiran ini terasa amat ganjil, namun yang
patut kita apresiasi adalah bagaimana ia bisa memikirkan hal demikian. Filsuf
alam menitikberatakan pada apa yang ia amati disekitar lingkungannya.
Anaximander pun sama, dengan berbagai penjelajahan yang ia lakukan, ia pun
menyadari bahwa lautan di bumi ini luas sehingga pastilah dulunya bumi berupa
lautan. Dan pengamatannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia
membuatnya menarik kesimpulan bahwa bukan manusia yang menjadi makhluk pertama
atau asal dari kehidupan ini, karena ketergantungan manusia terhadap manusia
lainnya.
Daftar Rujukan
:
Achmadi, Asmoro. 2016. Filsafat
Umum. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Zaprulkhan. 2016. Filsafat Umum: Sebuah Pendekatan Tematik. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.