SIGNIFIKANSI
FILSAFAT
Filsafat berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan), tahu dengan
mendalam, hikmah. Filsafat menurut terminologi: ingin tahu dengan mendalam
(cinta pada kebijaksanaan) Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang
yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai
reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya ”Ahli
pengetahuan”, Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang
lengkap tidak sesuai untuk manusia. tiap-tiap orang yang mengalami
kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh
umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara
yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya.
Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan
pencinta pengetahuan.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena
kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar.Filsafat
tidak di dalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari
solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi
tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika.
Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa.
Motivasi timbulnya filsafat
diantaranya adalah:
- Dongeng, tahayul (mite) ada yang
kritis ingin tahu kebenaran mite itu (Zaman awal Yunani).
- Keindahan Makrokosmos, ingin tahu rahasia alam. Ketakjuban sikap lahir
dalam bentuk bertanya kebenaran atau pertanyaan menjadi serius dan penyelidikan
yang (bukan sembarangan pertanyaan sistematis filosof Ultimate Question: contoh
Thales ”what is the nature of the world
stuff?” (-) water is the basic principle of the universe (+)”.
- Penyebab timbulnya pertanyaan adalah kesangsian Sangsi (ragu): percaya,
sangsi, tidak percaya pikiran akan bekerja pikiran membentur-bentur
menggelisahkan (problema).
Filsafat mencoba memadukan hasil-hasil dari berbagai
sains yang berbeda ke dalam suatu pandangan dunia yang konsisten. Filosof
cenderung untuk tidak menjadi spesialis, seperti ilmuwan. Ia menganalisis
benda-benda atau masalah dengan suatu pandangan yang menyeluruh. Filsafat tertarik
terhadap aspek-aspek kualitatif segala sesuatu, terutama berkaitan dengan makna
dan nilai-nilainya. Filsafat menolak untuk mengabaikan setiap aspek yang
otentik dari pengalaman manusia.
Kita sangat memerlukan suatu ilmu yang sifatnya
memberikan pengarahan atau ilmu pengarahan. Dengan ilmu tersebut, manusia akan
dibekali suatu kebijaksanaan yang di dalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang
sangat diperlukan oleh umat manusia. Hanya ilmu filsafat yang dapat diharapkan
mampu memberi manusia suatu integrasi dalam membantu mendekatkan manusia pada
nilai-nilai kehidupan untuk mengenali mana yang pantas kita tolak, mana yang
pantas kita terima, mana yang pantas kita ambil sehinga dapat memberikan makna
kehidupan. Ada beberapa hal yang membuat filsafat penting bagi manusia yaitu:
1. Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat menambah ilmu pengetahuan,
karena dengan bertambahnya ilmu akan bertambah pula cakrawala pemikiran dan
pangangan yang semakin luas.
2. Dasar semua tindakan. Sesungguhnya filsafat di dalamnya memuat ide-ide
itulah yang akan membawa mansuia ke arah suatu kemampuan utnuk merentang
kesadarannya dalam segala tindakannya sehingga manusia akan dapat lebih hidup,
lebih tanggap terhadap diri dan lingkungan, serta lebih sadar terhadap diri dan
lingkungan.
3. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kita semakin
ditentang dengan kemajuan teknologi beserta dampak negatifnya, perubahan
demikian cepatnya, pergeseran tata nilai, dan akhirnya kita akan semakin jauh
dari tata nilai dan moral
Filsafat dapat dipelajari
dengan 3 cara:
1.
Metoda sistematis (isi filsafat) :
-
Teori pengetahuan (isme-isme filsafat)
-
Teori hakikat (aliran-aliran filsafat)
-
Teori nilai
2.
Metoda Historis:
-
Tokoh dan periode filsafat (sejarah pemikiran)
- Periode, babakan sejarah filsafat: ancient philosofy, medieval philosophy, modern philosophy.
3.
Metoda kritis: tingkat intensif, telah memiliki pengetahuan filsafat,
pendekatan sistematis atau historis memahami isi , mengajukan kritik, menentang
dukungan dengan pendapat sendiri atau filosof lain.
Daftar Rujukan :
Anwar, Ali dkk, Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama Dan Filsafat,
Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Suhartono, Suparlan, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Ar-Ruzz,
2005.
Saefullah, Djadja, Pengantar Filsafat, Bandung: PT. Refika Aditama,
2007.
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat