Jumat, 27 Mei 2016

MAKNA DI BALIK TANGGAL LAHIR PASANGAN




gaes, berikut ane post tentang makna di balik tanggal lahir pasangan ente, (*repost dari blog temen ane Mr. Cip, ntah dia dapat darimana tuh artikel..)
Berikut penjelasannya :
1. Lahir pada Tanggal 1, 9 & 24
Pada umumnya pasangan ini bersifat pendiam & konservatif. Namun dengan orang-orang tertentu dia cepat mesra. Tapi pasangan yang lahir ditanggal ini mudah tersinggung. Karena sifatnya itu menyebabkan banyak orang yang tidak menyukainya. Namun begitu dia tetap dikagumi karena bersikap serius terutamanya yang berhubungan dengan orang banyak. Dalam hal percintaan, dia sanggup habis - habisan semata-mata untuk memenuhi segala keinginan pasangannya. Tapi hati-hati kadangkala dia lebih mementingkan persahabatan daripada percintaan dan lebih rela memutuskan cintanya demi sebuah persahabatan yang telah terjalin lama.

2. Lahir pada Tanggal 2, 11 & 30
Orangnya perasa dan mudah tersinggung. Sifatnya yang suka menyendiri membuatkan dia lebih suka tinggal di rumah. Ramai orang suka bergaul denganya karena perwatakannya yang lembut & ramah. Dia paling benci jika cintanya ditolak atau dikhianati oleh orang yang benar-benar dicintainya. Namun begitu dia selalu bersikap sabar dan tidak terburu- buru dalam bertindak. Sayangnya untuk urusan masa depan dia bersikap pesimis sering mengalah sebelum mencoba.Oleh itu mesti ada yang mendorongnya agar tidak terus terjebak dengan sikap pesimisnya.
 
3. Lahir pada Tanggal 3, 18 & 29
Sabar serta pandai menguasai diri adalah ciri yang khas bagi pasangan yang lahir pada tanggal ini. Tapi jangan coba mempermainkannya, dia akan mengamuk dengan hebat. Dia tergolong pasangan yang bijaksana dan bertanggungjawab. Sifat jujur & ramah adalah modal utamanya dalam bergaul. Tapi dalam soal cinta dia merupakan pasangan yang susah untuk dimengerti.

4. Lahir pada Tanggal 4, & 13
Pasangan yang lahir pada tanggal ini adalah seorang yang pandai, suka bergaul dan mudah berubah pendapat. Dia seringkali tidak yakin dengan diri sendiri .Dalam soal cinta, dia tergolong pasangan yang mata keranjang dan suka bertukar-tukar partner. Sifat ini membuatkan orang tidak suka apa lagi untuk bersimpati dengannya. Dia sering bersifat dingin kepada orang lain karena menganggap orang lain merupakan faktor penyebab timbulnya masalah. Tapi dia memiliki sifat kelakar, mudah ketawa dan kadangkala bersikap kekanak-anakan.

5. Lahir pada Tanggal 5 & 17
Yang lahir pada tanggal ini adalah seorang yang optimis, bercita-cita tinggi dan punya kecenderungan untuk berprestasi. Namun begitu dia adalah seorang yang berwatak keras dan apa yang diinginkan selalunya dipenuhi .Memandangkan sesuatu selalunya dari segi yang menguntungkan .Tapi sayangnya dia suka menganggap remeh pada orang lain .Dalam soal cinta, berhati-hatilah karena dia suka bertukar-tukar pasangan.

6. Lahir pada Tanggal 6, 14 & 27
Dia adalah seorang pasangan yang tidak mau kalah dan pantang menyerah. Kejujuran dan keadilan merupakan sifat yang membuatkan dia disegani.Dalam soal cinta dia ingin memberi yang terbaik kepada orang yang dicintainya.Namun begitu harga dirinya terlalu tinggi sehingga dia tidak pernah mengerti mengapa seseorang itu menolak kebaikannya.

7. Lahir pada Tanggal 7, 28 & 31
Dia adalah seorang yang bersifat terbuka berterus terang & jujur.Namun dia mudah sekali terpengaruh dan ingin mencapai sesuatu itu dengan cara mudah. Cinta baginya sering diartikan sebagai pengisi masa lapang .Semasa bercinta dia sangat berhati-hati dan suka sekali merayu dan kalau pasangannya curang dia dengan mudah meninggalkannya.

8. Lahir pada Tanggal 8 & 23
Dia bersifat peramah dan mudah perasa. Kepada teman-teman dia bersifat lembut & bijaksana. Namun begitu dia tersisih dari teman- teman karena rasa rendah diri yang terlalu menebal. Dia memerlukan suasana yang seimbang baik sewaktu berfikir maupun dalam kehidupan seharian.Kelemahan yang paling menonjol ialah gugup dan selalu dihantui perasaan kuatir.Dalam urusan cinta, dia seorang yang tabah dan rela berkorban.

9. Lahir pada Tanggal 10, 16 & 21
Suka bekerja keras, memiliki nafsu yang tinggi dalam usaha mencapai cita-citanya. Dalam pergaulan sehari-hari dia merupakan orang yang mudah tersinggung. Namun begitu dia seorang yang jujur & tabah dalam menghadapi persoalan. Soal cinta dia sangat setia dan sebab itulah dia mudah disenangi. Tapi dia seorang yang terlalu cemburu. Kalau baik dia sangat baik dan kalau jahat dia merupakan orang yang paling jahat.

10. Lahir pada Tanggal 12 & 19
Orang yang lahir pada tanggal ini memiliki sifat suka dipuji.Dia berharap setiap orang akan menganggapnya sebagai juara. Pada dasarnya dia suka berdandan dan berpakaian rapi.Kerana itu dia sering membelanjakan wangnya untuk menunjukan penampilannya.Dalam kehidupan sehari-hari dia adalah pasangan yang disegani karena bakat kepimpinannya.Sifatnya yang bijaksana membuatkan dia disegani dalam pergaulan.Dalam urusan cinta, dia adalah pasangan yang sangat susah untuk dipercayai.

11. Lahir pada Tanggal 15, 20 & 26
Jangan mengharapkan sifat romantis dari pasangan yang lahir pada tanggal ini.Dia tergolong dalam orang yang kurang serius, bersikap bodoh dalam menghadapi sesuatu. Namun begitu dia selalu bersikap penuh pengertian bila menghadapi sesuatu masalah. Dia sangat benci pada perkara-perkara yang berbau keributan terutama yang menimbulkan huru-hara. Dalam hal percintaan dia menuntut untuk lebih diberi perhatian tapi dia jarang mengambil berat pada pasangannya. Namun begitu sikapnya disenangi oleh kawan-kawan.

12. Lahir pada Tanggal 22 & 25
Wataknya paling susah untuk dimengertikan. Kadangkala dia disukai kerena kebaikannya dan kadangkala dia dibenci kerana perbuatannya.Namun buat teman-teman dia merupakan orang penuh pengertian. Dalam berbagai situasi dia lebih suka merendahkan diri jarang sekali mau menonjolkan kelebihannya pada orang lain. Pasangan jenis ini terkenal sebagai perayu dan sebab itulah dia diberi julukan seniman asmara.

Selasa, 24 Mei 2016

ALIH KODE (CODE SWITCHING) DAN CAMPUR KODE (CODE MIXING)



ALIH KODE (CODE SWITCHING) DAN CAMPUR KODE (CODE MIXING)

Alih Kode
Alih kode (code switching) adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain dalam suatu peristiwa tutur. Misalnya penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih menggunakan bahasa daerah.  Alih kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa (language dependency) dalam masyarakat multilingual. Dalam masyarakat multilingual sangat sulit seorang penutur mutlak hanya menggunakan satu bahasa. Dalam alih kode masing-masing bahasa masih cenderung mendukung fungsi masing-masing dan  masing-masing fungsi sesuai dengan konteksnya.
Nababan (1991: 31) menyatakan bahwa konsep alih kode ini mencakup juga kejadian pada waktu kita beralih dari satu ragam bahasa yang satu, misalnya ragam formal ke ragam lain, misalnya penggunaan kromo inggil (bahasa jawa) ke tutur yang lebih rendah, misalnya, bahasa ngoko, dan sebagainya. Kridalaksana (1982: 7) mengemukakan bahwa penggunaan variasi bahasa lain untuk menyesuaikan diri dengan peran atau situasi lain, atau karena adanya partisipasi lain disebut alih kode. Holmes (2001:35) menegaskan bahwa suatu alih kode mencerminkan dimensi jarak sosial, hubungan status, atau tingkat formalitas interaksi para penutur.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa  alih kode merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa karena perubahan  peran dan situasi. Alih kode menunjukkan adanya saling ketergantungan antara fungsi kontekstual dan situasional yang relevan dalam pemakaian dua bahasa atau lebih.

Campur Kode
Campur kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi informal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi. Campur kode termasuk juga konvergensi kebahasaan (linguistic convergence).
Kridalaksana (1982; 32) memberikan batasan campur kode atau interferensi sebagai penggunaan satuan bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa; termasuk di dalamnya pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dan sebagainya. Nababan (1989:32) menyatakan bahwa suatu keadaan berbahasa menjadi lain bilamana orang mencampurkan dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam situasi berbahasa yang menuntut percampuran bahasa itu. Tindak bahasa yang demikian disebut campur kode. Campur kode dapat juga dikatakan sebagai alih kode yang berlangsung cepat dalam masyarakat multilinguistik (Holmes, 2001:42).
Dalam situasi berbahasa yang formal, jarang terdapat campur kode. Kalau terdapat campur kode dalam keadaan formal biasanya disebabkan karena keterpaksaan tidak adanya ungkapan atau padanan yang tepat dalam bahasa yang dipakai itu, sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa lain (bahasa asing).

Persamaan dan Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode
Persamaan alih kode dan campur kode adalah kedua peristiwa ini lazim terjadi dalam masyarakat multilingual dalam menggunakan dua bahasa atau lebih. Namun terdapat perbedaan yang cukup nyata, yaitu alih kode terjadi pada masing-masing bahasa yang digunakan dan masih memiliki otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan disengaja, karena sebab-sebab tertentu. Campur kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah berupa serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi dan otonomi sebagai sebuah kode.
Jika dalam alih kode digunakan dua bahasa otonom secara bergantian maka dalam campur kode sebuah unsur bahasa lain hanya menyisip atau disisipkan pada sebuah bahasa yang menjadi kode utama atau kode dasar. Sebagai contoh penutur menggunakan bahasa dalam peristiwa tutur menyisipkan unsur bahasa Jawa, sehingga tercipta bahasa Indonesia kejawa-jawaan atau dalam sebuah ceramah agama, pembicara menyisipkan unsur-unsur bahasa Arab yang memang tidak ada padanannya yang tepat dalam bahasa Indonesia.
 Dengan kata lain, dalam campur kode, elemen yang diambil itu milik sistem yang berbeda. Motivasinya adalah motivasi linguistik dan hasrat untuk menjelaskan/interpretasi semata; tidak didorong/tidak dipengaruhi oleh faktor situasional. Sedangkan alih kode lebih banyak berkaitan dengan aspek situasional.

Faktor  yang Mempengaruhi Alih Kode dan Campur Kode
Baik alih kode maupun campur kode dilakukan oleh penutur bilingual maupun multilingual dengan tujuan utama agar makna pesan dalam komunikasi dapat diterima dengan lebih efektif.
Hymes mengemukakan 16 komponen tutur yang kemudian menyingkatnya menjadi sebuah istilah dalam bahasa Inggris yaitu SPEAKING
S    = Situasi (act situation), mencakup latar dan suasana
P    = Partisipan, mencakup penutur, pengirim, pendengar, dan penerima.
E    = End  (tujuan), mencakup bentuk pesan dan isi pesan.
A   = Act Sequence (urutan tindak), mencakup bentuk pesan dan isi pesan
K   = Key ( kunci)
I     = Instrumentalities (piranti, perabotan), mencakup saluran dan bentuk tutur.
N   = Norms (norma), mencakup norma interaksi dan norma interpretasi
G   = Gender (Sumarsono, 2007: 335)   

Berdasarkan pendapat Hymes tersebut maka dapat dikaji bahwa alih kode dan campur kode terjadi karena faktor-faktor berikut :
1.            Penutur dan Pribadi Penutur
Dalam suatu peristiwa tutur, penutur kadang-kadang sengaja beralih kode terhadap mitra bahasa karena dia mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Dipandang dari pribadi pembicara, ada berbagai maksud dan tujuan beralih kode antara lain pembicara ingin mengubah situasi pembicaraan, yakni dari situasi formal yang terikat ruang dan waktu ke situasi non-formal yang tidak terikat ruang dan waktu. Pembicara tak jarang pula melakukan campur kode bahasa satu ke dalam bahasa yang lain karena kebiasaan atau karena rasa ingin menonjolkan identitasnya.
2.            Mitra Tutur
Mitra tutur yang latar belakang kebahasaannya sama dengan penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian dan bila mitra tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda cenderung alih kode berupa alih bahasa. Misalnya seorang pembicara yang mula-mula menggunakan satu bahasa dapat beralih kode menggunakan bahasa lain dengan mitra bicaranya yang mempunyai latar belakang bahasa daerah yang sama. Seorang bawahan yang berbicara dengan seorang atasan melakukan campur kode yaitu menggunakan bahasa Indonesia dengan disisipi kata-kata dalam bahasa daerah yang nilai tingkat tuturnya tinggi dengan maksud untuk menghormati.
3.            Hadirnya Penutur Ketiga
Untuk menetralisasi situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka berbeda. Dalam situasi ini, kadang alih kode juga digunakan untuk menyampaikan pesan yang tidak ingin dimengerti  oleh penutur ketiga.
4.            Tempat Tinggal dan Waktu Tuturan Berlangsung
Pembicaraan yang terjadi di sebuah pasar, misalnya, dilakukan oleh masyarakat dari berbagai etnis. Dalam masyarakat yang begitu kompleks semacam itu akan timbul banyak alih kode dan campur kode. Seorang penjual di sebuah pasar yang multilingual ketika dia berbicara dengan pembeli yang memliiki etnik akan cenderung menggunakan bahasa daerah  yang sama dalam transaksinya tetapi ketika hadir pembeli lain dia pun akan cepat beralih kode ke dalam bahasa yang lain dan kadang juga tanpa disadari melakukan campur kode antara bahasa pertama dan bahasa kedua yang digunakannya
5.            Topik/Pokok Pembicaraan
Pokok Pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya alih kode. Pokok pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang bersifat informal disampaikan dengan bahasa tak baku, gaya emosional, dan serba seenaknya. Sebaliknya dalam topik pembicaraan yang formal dan ilmiah kerap terjadi campur kode ketika seorang pembicara tidak menemukan ungkapan atau padanan yang mampu mewakili gagasan dalam bahasa pengantarnya atau campur kode sengaja kerap dilakukan saat pembicara ingin menonjolkan pribadinya.

Sources :
Alwasilah, Chaedar.1985. Sosiologi Bahasa. Bandung : Angkasa.
Holmes, Janet, 2001. An Introduction to Sociolinguistics (ed). Edinburgh. Person Education Limited
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung : Angkasa.
Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Sumarsono. 2007. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN


METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN
Secara etimologi (maklum gaes, ane selalu kembali ke basic kebahasaan dulu), Time Token  berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu time yang artinya waktu dan token yang artinya berbicara. Jadi  secara bahasa time token dapat diartikan sebagai waktu untuk berbicara. Ada juga yang mengatakan metode pembelajaran ini namanya Time Token Arends Methods atau metode Time Token Arends, Arends merupakan tokoh yang memperkenalkan metode ini.
Sering ditemukan pada suatu kelas, ada siswa yang hanya diam atau juga ada yang sangat aktif. Dua hal berbeda ini selalu ada pada setiap kelas, baik itu tingkat SD (Elementary School), SMP (Junior High School), SMA (Senior High School), bahkan sampai pada tingkat Universitas (University level). Dalam hal ini, pengajar harus jeli menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk membuat peserta didiknya aktif. Nahh disini lah metode ini bisa dipakai, yuukk kita bahas lebih jauh metode ini.
Metode pembelajaran ini dikatakan sebagai suatu solusi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi sehingga siswa tidak diam atau mendominasi pembicaraan. Metode pembelajaran ini bertujuan agar masing-masing anggota kelompok diskusi mendapatkan kesempatan untuk memberikan konstribusi dalam menyampaikan pendapat mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Struktur pengajaran pada metode ini juga sangat cocok digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial.
Pemilihan materi yang sesuai untuk model pembelajaran time token adalah materi yang lebih menekankan pada penyampaian pendapat siswa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapatnya mengenai suatu masalah yang muncul.
Langkah-langkah pembelajaran time token :
1.
Guru menjelaskan tentang kompetensi yang ingin dicapai
2.
Guru memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari
3.
Guru membagi siswa atau peserta didiknya ke dalam beberapa kelompok dan menginstruksikannya untuk saling berbagi pengetahuan.
4.
Guru membagi kupon kepada setiap siswa, waktu berbicara masing-masing siswa pemegang kupon ditentukan oleh guru, bisa 30 detik ataupun 1 menit. Pemberian waktu ini didasarkan pada alokasi waktu dan jumlah siswa.
5.
Siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Ini dilakukan sampai semua siswa berbicara.
6.
Penilaian dilakukan oleh guru berdasarkan pada waktu (time) yang digunakan siswa.

Catatan :
Yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menggunakan metode ini adalah alokasi waktu dan jumlah siswa dalam kelas tersebut. Juga tentang materi yang cocok ketika menerapkan metode ini, cari materi yang dapat menimbulkan banyak argumentasi.
Semoga bermanfaat..!!  

Senin, 23 Mei 2016

MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK



MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu suadah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya, karena ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan untuk menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah dengan belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol atau seremonial.

Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan  berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar karena tahu besok paginya akan ada ujian dengan harapan akan mendapat nilai yang baik, sehingga ia akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung berhubungan dengan esensi apa yang dilakukannya itu.  Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar di mulai dan di teruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak  berkaitan dengan aktifitas belajar.

Source :
Sardiman, A.M. (2001). Interkasi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Cet. IX, Jakarta: Raja grafindo Persada

EMPAT JENIS PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter dalam satuan pendidikan meliputi pembelajaran di kelas, kegiatan sehari-hari di sekolah (kultur sekolah), dan kegiatan...