PERKEMBANGAN BAHASA PESERTA DIDIK
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang
lain. Pada dasarnya bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara,
melainkan juga dapat diwujudkan dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh
lainnya yang memiliki aturan sendiri.
Sangat luas sekali pengertian bahasa dalam menunjukkan
suatu perkembangan. Oleh karena itu, salah satu tokoh psikologi yaitu Wundt
(Baradja, 2005: 179) mendasarkan teori bahasanya dengan aksioma paralel, yaitu
gerakan-gerakan fisik merupakan pernyataan gerakan–gerakan psikis. Dengan
demikian, terdapat hubungan yang paralel antara gejala batin dan gejala luar.
Apa yang terlihat dalam raut wajah dan tingkah laku akan menunjukkan suatu
kebutuhan psikologis seseorang.
Menurut Yusuf (2005:118), bahasa sangat erat kaitannya
dengan perkembangan berpikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak
dalam perkembangan bahasanya, yaitu kemampuan bahasanya, yaitu kemampuan
membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Yusuf pun
menuturkan bahwa anak usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya
kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Dengan dikuasainya
keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar
membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis (tentang petualangan,
riwayat pahlawan, dan lain–lain). Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah
lebih maju. Dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Misalnya, kata
tanya yang semula digunakan hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan
pertanyaan “di mana”, “mengapa”, “bagaimana”, dan sebagainya. Oleh sebab itu,
pelajaran bahasa sengaja diberikan di sekolah dasar dapat menambah
perbendaharaan kata peserta didik, melatih peserta didik menyusun struktur
kalimat, peribahasa, kesusastraan, dan keterampilan mengarang.
Selanjutnya masih berkaitan dengan bahasa, Budiamin,
dkk. (2009:111) memperkirakan sekitar 50 bahasa isyarat digunakan di seluruh
dunia. Penggunaan bahasa isyarat ini diduga mempengaruhi pemrosesan informasi
dan belajar.
Implikasi perkembangan bahasa pada peserta didik.
1. Apabila kegiatan pembelajaran yang diciptakan bersifat
efektif, maka perkembangan bahasa peserta didik dapat berjalan secara optimal.
Sebaliknya apabila kegiatan pembelajaran berjalan kurang efektif, maka dapat
diprediksi bahwa perkembangan bahasa peserta didik akan mengalami hambatan.
2. Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalm
pergaulan sosial. Jika ingin menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk
mendapatkan hasil pendidikan yang optimal, maka sangat diperlukan bahasa yang
komunikatif dan memungkinkan peserta didik yang terlibat dalam interaksi
pembelajaran dapat berperan secara aktif dan produktif.
3. Meskipun umumnya anak SD memiliki kemampuan potensial
yang berbeda–beda, namun pemberian lingkungan yang kondusif bagi perkembangan
bahasa sejak dini sangat diperlukan.
Sumber : Mr. Afid Buhanuddin’s blog