Selasa, 21 Februari 2017

TUGAS DAN PERANAN GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR


TUGAS DAN PERANAN GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam IBM. Guru sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu guru harus benar-benar memahami tugas dan perannya. Tidak sekedar memahami, guru harus mampu mengaplikasikan tugas dan perannya secara optimal dalam pembelajaran..Berikut ini akan dibahas secara ringkas hal tersebut.
       A. Tugas Guru dalam IBM
Secara garis besar tugas guru terpilah menjadi tiga, yaitu tugas instruksional, tugas edukasional, dan tugas manajerial. Ketiga tugas tersebut saling terkait. Guru harus mampu memainkan peran secara proporsional ketiga tugas tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
Tugas intruksional adalah tugas guru untuk menyampaikan bahan pelajaran sesuai dengan bidangnnya. Tugas ini bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangkan sisi intelektual anak. Guru dituntut harus menguasai materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didik. Hal-hal yang terkait dengan tugas tersebut adalah guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang hangat dan fleksibel, guru harus mampu mendistribusikan tanggung jawab kepada anak, guru harus mampu memiliah-milah permasalahan di kelas, dan guru harus mampu membangun semangat persatuan dan kesatuan dalam kelas.
    Tugas edukasional adalah tugas guru untuk mengembangkan dan meningkatkan sikap mental atau kepribadian anak. Tujuan dari tugas ini adalah untuk meningkatkan sisi afektif. Hal-hal yang terkait dengan tugas ini adalah guru harus mengembangkan siswa memiliki tugas sebagai makhluk individual, sosial, dan agama. Tugas ini dikenal dengan tugas mendidik.
     Tugas manajerial adalah tugas yang dilakukan oleh guru untuk mendayagunakan seluruh komponen yang ada di dalam kelas terutama proses belajar siswa. Untuk melaksanakan tugas terasebut, guru harus menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Adapun prinsip pengelolaan kelas antara lain keantusiasan atau kehangatan, tantangan, keluesan, kevariasian, kedisiplinan, dan kepositifan.
 
       B.   Peranan Guru
Untuk merealisasikan tugas-tugas yang telah diuraikan di atas, guru mempunyai banyak peran dalam interaksi belajar- mengajar. Peranagan guru dapat diuraikan seperti di bawah ini
1.   Guru sebagai sumber belajar
      Guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Guru dapat dinilai baik atau buruk dapat dilihat dari penguasaan materi pelajaran. Sebagai sumber belajar sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang baik dan banyak, mampu menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa, dan mampu melakukan poemetaan materi pelajaran.
2.    Guru sebagai fasilitator.
        Guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. “Apa yang harus dilakukan siswa agar mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal?” Hal-hal yang harus dipahami guru sebagai fasilitator antara lain :
a. memahami berbagai jenis media dan fungsinya,
b. mempunyai keterampilan merancang media,
c. mampu mengorganisasi jenis media dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar, dan
d. mempunyai kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.
3.   Guru sebagai pengelola.
       Guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Prinsip belajar yang harus diperhatikan guru antara lain:
 -    semua yang dipelajari siswa, siswa harus mempelajarinya sendiri.
 -    siswa belajar mempunyai kecepatan masing-masing,
 -    siswa akan lebih banyak belajar jika setiap melaksanakan tahapan kegiatan diberi reinforcement atau penguatan, dan
        -  jika siswa diberi tanggung jawab, ia akan lebih termotivasi untuk belajar.
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam kegiatan, yaitu menelola sumber belajar dan melaksanakan perannya sebagai sumber belajar. Sebagai pengelola, guru mempunyai empat fungsi, yaitu :
a. merencanakan tujuan belajar,
b.mengorganisasi berbagai sumber belajar,
c. memimpin (memotivasi dan mnstimulasi siswa), dan
d. mengawasi segala hal dalam rangka pencapaian tujuan. 
4.    Guru sebagai demonstrator       
     Guru mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang ditunjukkan. 
Ada dua konteks guru sebagai demonstrator, yaitu:
 -  guru harus menunjukkan sikap-sikap terpuji, 
       -   guru harus menunjukkan cara agar setiap materi pelajaran dapat lebih dipahami oleh siswa.
5.    Guru sebagai pembimbing.
        Siswa adalah individu yang unik. Setiap individu memunyai perbedaan. Peran guru adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Maka dari itu seorang guru harus memahami anak didik yang sedang dibimbing dan terampil merencanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi.
6.    guru sebagai motivator
       Guru harus menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Cara memotivasi anak adalah:
a.    memperjelas tujuan yang akan dicapai,
b.    membangkitkan minat siswa terhadap materi,
c.    menciptakan Susana yang menyenangkan,
d.    memberi pujian yang wajar setiap keberhasilan,
e.    memberi penilaian,
f.     memberi komentar terhadap hasil kerja siswa,
g.    menciptakan persaingan dan kerja sama.
7.   Guru sebagai evaluator
       Guru berperan untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Ada dua fungsi dalam perannya sebagai evaluator, yaitu:
 -  menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dan
-  menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan yang telah diprogramkan.

Sumber:
Artikel yang sangat bermanfaat ini dikutip dari tulisan Mr. Muhammad Subhan, S.Pd., M.Pd. pada blog beliau..


SIGNIFIKANSI FILSAFAT



SIGNIFIKANSI FILSAFAT

Filsafat berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan), tahu dengan mendalam, hikmah. Filsafat menurut terminologi: ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan) Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya ”Ahli pengetahuan”, Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia. tiap-tiap orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar.Filsafat tidak di dalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa.
Motivasi timbulnya filsafat diantaranya adalah:
-        Dongeng, tahayul (mite) ada yang kritis ingin tahu kebenaran mite itu (Zaman awal Yunani).
-      Keindahan Makrokosmos, ingin tahu rahasia alam. Ketakjuban sikap lahir dalam bentuk bertanya kebenaran atau pertanyaan menjadi serius dan penyelidikan yang (bukan sembarangan pertanyaan sistematis filosof Ultimate Question: contoh Thales ”what is the nature of the world stuff?” (-) water is the basic principle of the universe (+).
-     Penyebab timbulnya pertanyaan adalah kesangsian Sangsi (ragu): percaya, sangsi, tidak percaya pikiran akan bekerja pikiran membentur-bentur menggelisahkan (problema).
Filsafat mencoba memadukan hasil-hasil dari berbagai sains yang berbeda ke dalam suatu pandangan dunia yang konsisten. Filosof cenderung untuk tidak menjadi spesialis, seperti ilmuwan. Ia menganalisis benda-benda atau masalah dengan suatu pandangan yang menyeluruh. Filsafat tertarik terhadap aspek-aspek kualitatif segala sesuatu, terutama berkaitan dengan makna dan nilai-nilainya. Filsafat menolak untuk mengabaikan setiap aspek yang otentik dari pengalaman manusia.
Kita sangat memerlukan suatu ilmu yang sifatnya memberikan pengarahan atau ilmu pengarahan. Dengan ilmu tersebut, manusia akan dibekali suatu kebijaksanaan yang di dalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang sangat diperlukan oleh umat manusia. Hanya ilmu filsafat yang dapat diharapkan mampu memberi manusia suatu integrasi dalam membantu mendekatkan manusia pada nilai-nilai kehidupan untuk mengenali mana yang pantas kita tolak, mana yang pantas kita terima, mana yang pantas kita ambil sehinga dapat memberikan makna kehidupan. Ada beberapa hal yang membuat filsafat penting bagi manusia yaitu:
1.      Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapat menambah ilmu pengetahuan, karena dengan bertambahnya ilmu akan bertambah pula cakrawala pemikiran dan pangangan yang semakin luas.
2.         Dasar semua tindakan. Sesungguhnya filsafat di dalamnya memuat ide-ide itulah yang akan membawa mansuia ke arah suatu kemampuan utnuk merentang kesadarannya dalam segala tindakannya sehingga manusia akan dapat lebih hidup, lebih tanggap terhadap diri dan lingkungan, serta lebih sadar terhadap diri dan lingkungan.
3.      Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kita semakin ditentang dengan kemajuan teknologi beserta dampak negatifnya, perubahan demikian cepatnya, pergeseran tata nilai, dan akhirnya kita akan semakin jauh dari tata nilai dan moral
Filsafat dapat dipelajari dengan 3 cara:
1.      Metoda sistematis (isi filsafat) :
-          Teori pengetahuan (isme-isme filsafat)
-          Teori hakikat (aliran-aliran filsafat)
-          Teori nilai
2.      Metoda Historis:
-         Tokoh dan periode filsafat (sejarah pemikiran)
-        Periode, babakan sejarah filsafat: ancient philosofy, medieval philosophy, modern philosophy.
3.      Metoda kritis: tingkat intensif, telah memiliki pengetahuan filsafat, pendekatan sistematis atau historis memahami isi , mengajukan kritik, menentang dukungan dengan pendapat sendiri atau filosof lain.


Daftar Rujukan :

Anwar, Ali dkk, Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama Dan Filsafat, Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Suhartono, Suparlan, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005.

Saefullah, Djadja, Pengantar Filsafat, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007.

https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat

EMPAT JENIS PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter dalam satuan pendidikan meliputi pembelajaran di kelas, kegiatan sehari-hari di sekolah (kultur sekolah), dan kegiatan...