Tuesday, 19 April 2016

KONFORMITAS



KONFORMITAS

PENGERTIAN
a)       Wiggins (1994), Konformitas adalah kecenderungan untuk mengikuti keinginan dan norma kelompok.
b)         Zebua dan Nurdjayadi (2001), Konformitas adalah suatu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok teman sebaya terhadap anggotanya tetapi memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu pada anggota kelompok.
c)       Myers (1999),  Konformitas merupakan perubahan perilaku sebagai akibat dari tekanan kelompok, terlihat dari kecenderungan remaja untuk selalu menyamakan perilakunya dengan kelompok acuan sehingga dapat terhindar dari celaan maupun keterasingan.
d)       Baron dan Byrne (1994), Konformitas remaja adalah penyesuaian perilaku remaja untuk menganut norma kelompok acuan, menerima ide atau aturan-aturan kelompok yang mengatur cara remaja berperilaku.
e)        Berk (1993), Konformitas terhadap kelompok teman sebaya ternyata merupakan suatu hal yang paling banyak terjadi pada fase remaja.
f)    Menurut Cialdini & Goldstein (Taylor, dkk, 2009), Konformitas adalah tendensi untuk mengubah keyakinan atau periloaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain.
g)            Kartono dan Gulo (2000), Konformitas adalah kecenderungan untuk dipengaruhi tekanan kelompok dan tidak menentang norma-norma yang telah digariskan oleh kelompok. Seseorang melakukan konformitas terhadap kelompok hanya karena perilaku individu didasarkan pada harapan kelompok atau masyarakat.

ASPEK KONFORMITAS
Taylor, dkk (2004) membagi aspek konformitas menjadi lima, yaitu:
a.       Peniruan
Keinginan individu untuk sama dengan orang lain baik secara terbuka atau ada tekanan (nyata atau dibayangkan) menyebabkan konformitas.
b.      Penyesuaian
Keinginan individu untuk dapat diterima orang lain menyebabkan individu bersikap konformitas terhadap orang lain. Individu biasanya melakukan penyesuaian pada norma yang ada pada kelompok.
c.       Kepercayaan
Semakin besar keyakian individu pada informasi yang benar dari orang lain semakin meningkat ketepatan informasi yang memilih conform terhadap orang lain.
d.      Kesepakatan
Sesuatu yang sudah menjadi keputusan bersama menjadikan kekuatan sosial yang mampu menimbulkan konformitas.
e.       Ketaatan
Respon yang timbul sebagai akibat dari kesetiaan atau ketertundukan individu atas otoritas tertentu, sehingga otoritas dapat membuat orang menjadi conform terhadap hal-hal yang disampaikan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONFORMITAS
Menurut Sears (2004) menyebutkan ada 4 faktor yang mempengaruhi konformitas, antara lain:
a.       Rasa Takut terhadap Celaan Sosial
Alasan utama konformitas yang kedua adalah demi memperoleh persetujuan, atau menghindari celaan kelompok. Misal, salah satu alasan mengapa tidak mengenakan pakaian bergaya Hawai ke tempat ibadah adalah karena semua umat yang hadir akan melihat dengan rasa tidak senang.
b.      Rasa Takut terhadap Penyimpangan
Rasa takut dipandang sebagai individu yang menyimpang merupakan faktor dasar hampir dalam semua situasi sosial.Setiap individu menduduki suatu posisi dan individu menyadari bahwa posisi itu tidak tepat. Berarti individu telah menyimpang dalam pikirannya sendiri yang membuatnya merasa gelisah dan emosi terkadang menjadi tidak terkontrol. Individu cenderung melakukan suatu hal yang sesuai dengan nilai-nilai kelompok tersebut tanpa memikirkan akibatnya nanti.
c.       Kekompakan Kelompok
Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi. Alasan utamanya adalah bahwa bila orang merasa dekat dengan anggota kelompok yang lain, akan semakin menyenangkan bagi mereka untuk mengakui dan semakin menyakitkan bila mereka mencela.
d.      Keterikatan pada Penilaian Bebas
Keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat. Orang yang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu penilaian bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri terhadap penilaian kelompok yang berlawanan.
Ada empat faktor yang perlu diperhatikan yang dapat mempengaruhi konformitas (Baron dan Byrne, 2005), yaitu :
a.       Kohesivitas
b.      Ukuran kelompok
b.      Ada-tidaknya dukungan sosial
c.       Perbedaan jenis kelamin

Sears (1994) mengemukakan secara eksplisit bahwa konformitas remaja ditandai dengan adanya tiga hal sebagai berikut :
a.    Kekompakan
Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan perasaan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok serta semakin besar kesetiaan mereka, maka akan semakin kompak kelompok tersebut.
1)      Penyesuaian diri
2)      Perhatian terhadap kelompok
b.    Kesepakatan
Pendapat kelompok acuan yang sudah dibuat memiliki tekanan kuat sehingga remaja harus loyal dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok.
1)      Kepercayaan
2)      Persamaan pendapat
3)      Penyimpangan terhadap pendapat kelompok
c.    Ketaatan
Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkannya. Bila ketaatannya tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga.
1)      Tekanan karena ganjaran, ancaman, atau hukuman
2)      Harapan orang lain

DAFTAR PUSTAKA
Baron, R.A., & Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial. Jilid II Edisi Kesepuluh (terjemahan Djuwita, R). Jakarta: Erlangga.
Baron, R.A., Byrne, D & Barncombe, N.R. 2006. Social Psychology Eleventh Edition. New York : PEARSON
Kartono, K & Gulo, D. 2000. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya
Sears, D.O., Feedman, J.L., & Peplau, L.A. 1994. Psikologi Sosial. Jilid 2 Edisi Kelima (terjemahan Michael Adryanto). Jakarta: Erlangga
Sears, D.O. 2004. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Taylor, S.E., Peplau, L.A & Sears, D.O. 2009. Psikologi Sosial Edisi XII. Jakarta: Kencana
Zebua, A.S & Nurdjayadi, R.D. 2001. Hubungan antara Konformitas dan Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. Jurnal Phronesis

No comments:

Post a Comment

EMPAT JENIS PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter dalam satuan pendidikan meliputi pembelajaran di kelas, kegiatan sehari-hari di sekolah (kultur sekolah), dan kegiatan...