CADEL atau PILUR
Kali ini
saya akan membahas tentang cadel atau yang orang Banjar bilang “pilur”. Cadel atau
pilur memang suatu hal yang unik gaes, kenapa unik?? Kerana (biar terliat
Malaysieee) mereka susah mengucapkan huruf “R”. Orang Banjar bilang huruf “R”
orang cadel itu batagar (berkarat. Red),
suatu kata yang dimaksudkan bahwa pengucapannya tidak pas secara fonologi. Dalam
kasus cadel atau pilur ini ada 2 pandangan dalam masyarakat Indonesia (sok-sokan
biar terliat ilmiah), yang pertama mitos dan yang kedua fakta. Mitos atau fakta
??? (rasa kaya di program kesehatan si dokter Ryan Thamrin). Okehh, yang
pertama mitos, mitosnya orang yang mengalami cadel itu dikarenakan sewaktu
pembagian huruf “R” dia ketiduran.. (hahaha).. langsung skip aja masalah mitos,
masuk ke fakta. Disini saya kutip dari blog teman-teman blogger Indonesia (Mr.
Dhanie As dan Mrs. Tiara N.P.D)
Penyebab dari cadel atau pilur itu yaitu :
1.
Faktor
lingkungan dan fisiologis
Banyak
orangtua yang menanggapi cadel anaknya dengan kecadelan pula. “Jangan di tempat
kotoi (Kotor, Red).” Akibatnya, malah bisa membuat anak jadi terkondisi untuk
terus bicara cadel. Padahal saat anak belajar berbicara, ia bisa mengucapkan
suatu kata tertentu karena meniru. Nah, kalau orangtua atau orang-orang yang
berada di lingkungan terdekatnya berkata cadel, ia akan berpikir, itulah yang
benar. Jadilah ia cadel sungguhan. Begitu juga jika ayah atau ibunya cadel
(sungguhan). Kemungkinan, anak tak pernah mendengar dan belajar bagaimana
seharusnya mengucapkan konsonan tertentu. Ada juga yang berniat memanjakan si
anak ataupun adiknya mengucapkan kata-kata dengan cadel. Misalnya: “ingin makan
es keyim” (cream, lebay yee penjelasannya). Secara tidak langsung kebiasaan itu
berdampak gaes bukannya malah mengobati cadel si anak. So, ucapkanlah dengan
seharusnya kata-kata tersebut dengan didasarkan aspek fonologi yang benar.
2.
Kurang
matangnya koordinasi bibir dan lidah
Kemampuan mengucapkan kata-kata, vokal dan
konsonan secara sempurna, sangat bergantung pada kematangan sistem saraf otak,
terutama bagian yang mengatur koordinasi motorik otot-otot lidah. Untuk
mengucapkan konsonan tertentu, seperti R, diperlukan manipulasi yang cukup
kompleks antara lidah, langit-langit, dan bibir.
3.
Kelainan
fisiologis
Cadel yang disebabkan kelainan fisiologis,
jumlahnya sangat sedikit. Penyebabnya dibedakan menjadi 3 yakni:
·
Gangguan
pada bagian pendengaran
Gangguan ini dapat berupa adanya
kerusakan atau ketidaksempurnaan pada organ-organ yang terdapat di telinga,
sehingga bisa mempengaruhi pendengaran. Akibatnya, informasi yang diperoleh
tidak lengkap sehingga berdampak pada daya tangkap dan tentunya juga
mempengaruhi kemampuan berbicaranya.
·
Gangguan pada
otak
Ada beragam yang dapat
dikategorikan sebagai gangguan pada otak. Diantaranya adalah perkembangan yang
terlambat, atau karena penyakit yang diderita seperti radang selaput otak, atau
kejang terus-menerus. Beragam gangguan ini dapat menyebabkan gangguan pada
fungsi otak sehingga berdampak pada gangguan bicara. Salah satunya adalah
cadel.
·
Gangguan di
wilayah mulut
Gangguan ini disebabkan adanya
kelainan pada organ-organ di mulut (langit-langit, lidah, bibir, rahang, dan
lain-lain). Misal, bibir sumbing, langit-langitnya terlalu tinggi, lidah yang
terlalu pendek, rahang yang terlalu lebar, terlalu sempit, atau memiliki bentuk
yang tidak proporsional. Namun umumnya kelainan pada organ mulut ini sangat
jarang terjadi.
Bagi yang
sudah cadel atau pilur, berikut cara mengatasinya. Cara mengatasi cadel ini ada
2 metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif...haaaahhhhh maaf,
jadi kebawa metode penelitian. 2 metode itu yaitu secara natural dan secara
manual.
Secara natural
Maksud dari
belajar dengan cara natural ini ialah belajar dengan memanfaatkan naluri kita
dengan alam, cara belajarnya seperti ini : Pergilah ke pantai dengan membawa
batu yang dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian lemparlah batu tersebut
ke laut dengan mengucapkan “rrrrrrrrrrr” seperti suara gesekan plastik dengan
angin. Atau bila kita jauh dengan dengan pantai bisa juga diganti dengan sawah.
Tapi perlu digaris bawahi dalam menggunakan metode ini, tolong perhatikan
kondisi dan situasi saat melempar, karena bisa saja batu yang kita lempar
tersebut mengenai orang yang lagi beraktivitas di sana, yang ada malah kita
makin payah cadelnya karena dapet tonjokan hehehe. Mungkin cara ini terlihat
konyol tapi itu sangat bermanfaat gaes. Coba dulu yaaa..bagi yang gak cadel
bisa juga kok dicoba, tapi bukan huruf “R” yang diteriakkan tapi nama
mantan..ngekkk
Secara
Manual
Jika biasanya belajar mengatakan huruf “R”
dengan menyebut huruf L berulang kali, kali ini cobalah untuk belajar
mengatakan huruf huruf “R” dengan menyebut huruf “D” berulang kali! Karena
dengan menyebut huruf “D” berulang kali lidah kita akan memberi tekanan ke
langit-langit mulut (dibelakang gigi) sehingga dapat memudahkan kita untuk
dapat menciptakan getaran.
Semoga bermanfaat.