Jumat, 29 April 2016

NAPA JADI ULUN PILUR? TENTANG CADEL DAN PENYEBABNYA



CADEL atau PILUR
Kali ini saya akan membahas tentang cadel atau yang orang Banjar bilang “pilur”. Cadel atau pilur memang suatu hal yang unik gaes, kenapa unik?? Kerana (biar terliat Malaysieee) mereka susah mengucapkan huruf “R”. Orang Banjar bilang huruf “R” orang cadel itu batagar (berkarat. Red), suatu kata yang dimaksudkan bahwa pengucapannya tidak pas secara fonologi. Dalam kasus cadel atau pilur ini ada 2 pandangan dalam masyarakat Indonesia (sok-sokan biar terliat ilmiah), yang pertama mitos dan yang kedua fakta. Mitos atau fakta ??? (rasa kaya di program kesehatan si dokter Ryan Thamrin). Okehh, yang pertama mitos, mitosnya orang yang mengalami cadel itu dikarenakan sewaktu pembagian huruf “R” dia ketiduran.. (hahaha).. langsung skip aja masalah mitos, masuk ke fakta. Disini saya kutip dari blog teman-teman blogger Indonesia (Mr. Dhanie As dan Mrs. Tiara N.P.D)
Penyebab dari cadel atau pilur itu yaitu :
1.              Faktor lingkungan dan fisiologis
Banyak orangtua yang menanggapi cadel anaknya dengan kecadelan pula. “Jangan di tempat kotoi (Kotor, Red).” Akibatnya, malah bisa membuat anak jadi terkondisi untuk terus bicara cadel. Padahal saat anak belajar berbicara, ia bisa mengucapkan suatu kata tertentu karena meniru. Nah, kalau orangtua atau orang-orang yang berada di lingkungan terdekatnya berkata cadel, ia akan berpikir, itulah yang benar. Jadilah ia cadel sungguhan. Begitu juga jika ayah atau ibunya cadel (sungguhan). Kemungkinan, anak tak pernah mendengar dan belajar bagaimana seharusnya mengucapkan konsonan tertentu. Ada juga yang berniat memanjakan si anak ataupun adiknya mengucapkan kata-kata dengan cadel. Misalnya: “ingin makan es keyim” (cream, lebay yee penjelasannya). Secara tidak langsung kebiasaan itu berdampak gaes bukannya malah mengobati cadel si anak. So, ucapkanlah dengan seharusnya kata-kata tersebut dengan didasarkan aspek fonologi yang benar.
2.              Kurang matangnya koordinasi bibir dan lidah
Kemampuan mengucapkan kata-kata, vokal dan konsonan secara sempurna, sangat bergantung pada kematangan sistem saraf otak, terutama bagian yang mengatur koordinasi motorik otot-otot lidah. Untuk mengucapkan konsonan tertentu, seperti R, diperlukan manipulasi yang cukup kompleks antara lidah, langit-langit, dan bibir.
3.              Kelainan fisiologis
Cadel yang disebabkan kelainan fisiologis, jumlahnya sangat sedikit. Penyebabnya dibedakan menjadi 3 yakni:
·                Gangguan pada bagian pendengaran
Gangguan ini dapat berupa adanya kerusakan atau ketidaksempurnaan pada organ-organ yang terdapat di telinga, sehingga bisa mempengaruhi pendengaran. Akibatnya, informasi yang diperoleh tidak lengkap sehingga berdampak pada daya tangkap dan tentunya juga mempengaruhi kemampuan berbicaranya.
·                Gangguan pada otak
Ada beragam yang dapat dikategorikan sebagai gangguan pada otak. Diantaranya adalah perkembangan yang terlambat, atau karena penyakit yang diderita seperti radang selaput otak, atau kejang terus-menerus. Beragam gangguan ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak sehingga berdampak pada gangguan bicara. Salah satunya adalah cadel.
·                Gangguan di wilayah mulut
Gangguan ini disebabkan adanya kelainan pada organ-organ di mulut (langit-langit, lidah, bibir, rahang, dan lain-lain). Misal, bibir sumbing, langit-langitnya terlalu tinggi, lidah yang terlalu pendek, rahang yang terlalu lebar, terlalu sempit, atau memiliki bentuk yang tidak proporsional. Namun umumnya kelainan pada organ mulut ini sangat jarang terjadi.

Bagi yang sudah cadel atau pilur, berikut cara mengatasinya. Cara mengatasi cadel ini ada 2 metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif...haaaahhhhh maaf, jadi kebawa metode penelitian. 2 metode itu yaitu secara natural dan secara manual.
Secara natural
Maksud dari belajar dengan cara natural ini ialah belajar dengan memanfaatkan naluri kita dengan alam, cara belajarnya seperti ini : Pergilah ke pantai dengan membawa batu yang dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian lemparlah batu tersebut ke laut dengan mengucapkan “rrrrrrrrrrr” seperti suara gesekan plastik dengan angin. Atau bila kita jauh dengan dengan pantai bisa juga diganti dengan sawah. Tapi perlu digaris bawahi dalam menggunakan metode ini, tolong perhatikan kondisi dan situasi saat melempar, karena bisa saja batu yang kita lempar tersebut mengenai orang yang lagi beraktivitas di sana, yang ada malah kita makin payah cadelnya karena dapet tonjokan hehehe. Mungkin cara ini terlihat konyol tapi itu sangat bermanfaat gaes. Coba dulu yaaa..bagi yang gak cadel bisa juga kok dicoba, tapi bukan huruf “R” yang diteriakkan tapi nama mantan..ngekkk
Secara Manual
 Jika biasanya belajar mengatakan huruf “R” dengan menyebut huruf L berulang kali, kali ini cobalah untuk belajar mengatakan huruf huruf “R” dengan menyebut huruf “D” berulang kali! Karena dengan menyebut huruf “D” berulang kali lidah kita akan memberi tekanan ke langit-langit mulut (dibelakang gigi) sehingga dapat memudahkan kita untuk dapat menciptakan getaran.

Semoga bermanfaat.

EMPAT JENIS PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter dalam satuan pendidikan meliputi pembelajaran di kelas, kegiatan sehari-hari di sekolah (kultur sekolah), dan kegiatan...