Sering
kita temukan di media sosial khususnya seperti facebook dan twitter ada seorang
wanita yang tidak memakai hijab menghujat wanita lain yang memakai hijab dengan
mengatakan “munafik” karena sikap dan kelakuannya lebih buruk dari dia yang
tidak memakai hijab. Bahkan ada yang lantang mengatakan bahwa buat apa
berjilbab jika sikapnya masih banyak yang negatifnya, lebih baik tidak memakai
jilbab tapi sikapnya lebih baik.
Terus
ada lagi yang lain mengatakan “saya belum berani memakai jilbab karena belum
pantas” (mungkin tindakannya yang menurutnya bertolak belakang dengan apa yang
dikenanakannya. Disini menimbulkan pertanyaan besar di benak saya, mana
sebenarnya yang lebih penting buat wanita antara memakai hijab dulu (jilbab secara
zahir) atau memperbaiki sikap lebih dahulu (jilbab hati).
Berawal
dari pertanyaan itu, walaupun saya seorang laki-laki yang notabenenya bukan
hijab user tapi saya mencoba menjawabnya dengan sebuah analogi jika itu terjadi
pada seorang laki-laki, karena berhijab itu buat wanita adalah menutup aurat. Maka
andai itu terjadi pada laki-laki, laki-laki
tersebut misalnya mempunyai sikap yang baik tapi dia tidak menutup auratnya dalam
artian “telanjang” karena aurat laki-laki dari lutut sampai pusar, apakah
laki-laki itu bisa dikatakan orang yang lebih baik dari laki-laki yang menutup
auratnya walaupun sifat dan sikapnya masih belum benar.???
Antara
hati dan perbuatan sebenarnya sama-sama penting, dan tidak perlu dipilih mana
yang harus diprioritaskan terlebih dahulu, hati atau jilbab. Toh, sulit juga
untuk menilai urusan hati atau membuat standarisasinya. Kalau alasan belum mau
pakai jilbab karena hatinya ingin diberesi dulu, sebenarnya agak mengada-ada atau
mungkin itu sebuah alasan yang turun-temurun dipakai. Sebab siapa coba yang
akan bisa menilai bahwa hati seseorang udah bersih dan atau belumnya ? Dan
bagaiimana coba cara menilainya ? trus sampai kapan nunggu hatinya buat bersih
dan siap untuk pakai jilbab?
Sebenarnya,
kewajiban memakai jilbab tidak pernah mensyaratkan seseorang harus bersih dulu
hatinya. Kewajiban itu langsung ada begitu seorang wanita muslimah masuk waktu
baligh. Saat itulah dia dianggap oleh Allah SWT sudah waktunya untuk memakai
jilbab. Tidak perlu nunggu ini dan itu lagi, karena kewajiban itu udah di start
langsung saat itu juga.
Menutup
aurat adalah perintah Allah SWT terhadap kaum Hawa. Allah memerintahkan agar
kaum wanita menjulurkan jilbabnya menutupi seluruh tubuh.
Perintah
untuk berjilbab diturunkan oleh Allah SWT untuk melindungi kaum wanita dari
gangguan-gangguan yang dapat merusak kemuliaan dan kehormatannya dalam segala
aspek kehidupan, mengingat wanita identik dengan makhluk lemah yang berliput
keindahan.
Jadi
kesimpulannya, antara memakai jilbab zahir atau jilbab mana yang lebih dahulu,
keduanya harus diselaraskan. Jika memakai jilbab juga harus menyesuaikan sikap
dan sifatnya sesuai dengan ajaran islam. Apalagi buat yang belum memakai jilbab
belum bisa dikatakan dia adalah orang yang baik karena dia sebenarnya tidak
menutup auratnya dan sangat bertentangan dengan perintah Allah buat menutup
aurat.
Wanita berjilbab tampak lebih keren dengan kacamata yang sesuai
ReplyDelete