Sunday, 17 April 2016

MANA YANG LEBIH DULU (BUAT WANITA) BERJILBAB MENUTUP AURAT ATAU BERJILBAB HATINYA



Sering kita temukan di media sosial khususnya seperti facebook dan twitter ada seorang wanita yang tidak memakai hijab menghujat wanita lain yang memakai hijab dengan mengatakan “munafik” karena sikap dan kelakuannya lebih buruk dari dia yang tidak memakai hijab. Bahkan ada yang lantang mengatakan bahwa buat apa berjilbab jika sikapnya masih banyak yang negatifnya, lebih baik tidak memakai jilbab tapi sikapnya lebih baik.
Terus ada lagi yang lain mengatakan “saya belum berani memakai jilbab karena belum pantas” (mungkin tindakannya yang menurutnya bertolak belakang dengan apa yang dikenanakannya. Disini menimbulkan pertanyaan besar di benak saya, mana sebenarnya yang lebih penting buat wanita antara memakai hijab dulu (jilbab secara zahir) atau memperbaiki sikap lebih dahulu (jilbab hati).
Berawal dari pertanyaan itu, walaupun saya seorang laki-laki yang notabenenya bukan hijab user tapi saya mencoba menjawabnya dengan sebuah analogi jika itu terjadi pada seorang laki-laki, karena berhijab itu buat wanita adalah menutup aurat. Maka andai itu terjadi pada laki-laki,  laki-laki tersebut misalnya mempunyai sikap yang baik tapi dia tidak menutup auratnya dalam artian “telanjang” karena aurat laki-laki dari lutut sampai pusar, apakah laki-laki itu bisa dikatakan orang yang lebih baik dari laki-laki yang menutup auratnya walaupun sifat dan sikapnya masih belum benar.???
Antara hati dan perbuatan sebenarnya sama-sama penting, dan tidak perlu dipilih mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu, hati atau jilbab. Toh, sulit juga untuk menilai urusan hati atau membuat standarisasinya. Kalau alasan belum mau pakai jilbab karena hatinya ingin diberesi dulu, sebenarnya agak mengada-ada atau mungkin itu sebuah alasan yang turun-temurun dipakai. Sebab siapa coba yang akan bisa menilai bahwa hati seseorang udah bersih dan atau belumnya ? Dan bagaiimana coba cara menilainya ? trus sampai kapan nunggu hatinya buat bersih dan siap untuk pakai jilbab?
Sebenarnya, kewajiban memakai jilbab tidak pernah mensyaratkan seseorang harus bersih dulu hatinya. Kewajiban itu langsung ada begitu seorang wanita muslimah masuk waktu baligh. Saat itulah dia dianggap oleh Allah SWT sudah waktunya untuk memakai jilbab. Tidak perlu nunggu ini dan itu lagi, karena kewajiban itu udah di start langsung saat itu juga.
Menutup aurat adalah perintah Allah SWT terhadap kaum Hawa. Allah memerintahkan agar kaum wanita menjulurkan jilbabnya menutupi seluruh tubuh. 
 

Perintah untuk berjilbab diturunkan oleh Allah SWT untuk melindungi kaum wanita dari gangguan-gangguan yang dapat merusak kemuliaan dan kehormatannya dalam segala aspek kehidupan, mengingat wanita identik dengan makhluk lemah yang berliput keindahan.
Jadi kesimpulannya, antara memakai jilbab zahir atau jilbab mana yang lebih dahulu, keduanya harus diselaraskan. Jika memakai jilbab juga harus menyesuaikan sikap dan sifatnya sesuai dengan ajaran islam. Apalagi buat yang belum memakai jilbab belum bisa dikatakan dia adalah orang yang baik karena dia sebenarnya tidak menutup auratnya dan sangat bertentangan dengan perintah Allah buat menutup aurat.   

1 comment:

  1. Wanita berjilbab tampak lebih keren dengan kacamata yang sesuai

    ReplyDelete

EMPAT JENIS PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter dalam satuan pendidikan meliputi pembelajaran di kelas, kegiatan sehari-hari di sekolah (kultur sekolah), dan kegiatan...